Server Java Pulsa, CNN Indonesia -- Dibandingkan dengan operator GSM, frekuensi untuk layanan Internet bergerak milik Smartfren Telecom mempunyai kelebihan, namun juga ada kekurangannya. Karena seperti diketahui, layanan 4G LTE milik anak usaha Sinar Mas tersebut berjalan di dua frekuensi, 2.300 Mhz dan 850 MHz.
Soal sumber daya pita lebar yang dimiliki Smartfren untuk menggelar 4G LTE cukup powerfull bila dibandingkan operator lain. Pada 2.300 MHz, Smartfren mempunyai sumber daya pita seluas 30 MHz, sementara di 850 MHz ada 10 MHz. Tapi perlu diingat, keduanya berbeda teknologi, masing-masing time division duplex (TDD) dan frequency division duplex (FDD) untuk menyelenggarakan layanan Internet kecepatan tinggi.
"Saat perusahaan menggelar layanan ini kita menyadari ada banyak step yang dilalui. Andromax adalah salah satu step kita. Karena saat ini di pasaran, banyak ponsel beredar mendukung band 5 atau 850 MHz, tetapi tidak mendukung di band 40 atau 2.300 MHz. Bagi kami itu tidak ideal," kata Direktur Smartfren Roberto Saputra di Shenzen, China, Rabu (12/8).
Untuk mengakali kekurangan tersebut, Smartfren membuat perangkat Andromax untuk bisa memenuhi kebutuhan mereka agar ponsel pintar 4G LTE yang digunakan konsumen bisa melayani jaringan di dua frekuensi dan dua teknologi yang berbeda.
Roberto menyebut bahwa teknologi yang Smartfren pakai saat ini adalah LTE-Advanced yang pertama diadopsi di Indonesia. LTE-Advanced ini salah satu keunggulannya adalah menggabungkan teknologi TDD dan FDD dalam satu perangkat dan jaringan yang disebut Carrier Aggrregation.
Ditambahkan oleh Munir Syahda Prabowo, Head of Network Special Project Smartfren, antara frekuensi 850 MHz dan 2.300 MHz juga ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dia menyebut 4G LTE 2.300 MHz bisa memberi kecepatan yang stabil dan tinggi saat digunakan, namun soal cakupan area lemah.
"Sementara di 850 MHz ini penetrasi areanya bisa tinggi, karena idealnya memang makin rendah frekuensi makin tinggi penetrasi wilayahnya. Namun, soal cakupan memang pendek," sebutnya.
Nah, dengan Carrier Aggregator inilah layanan internet Smartfren akan menjadi satu kesatuan, yang saling mengisi. Malahan Munir menyebut pihaknya mempunyai teknologi yang mampu membuat ponsel mencari BTS sendiri, apabila di satu jaringan sudah penuh. Sehingga kualitas yang didapatkan bisa lebih baik lagi.
Munir menyebut saat ini sudah mulai produsen chipset yang membuat chip di jaringan 2.300 MHz untuk pasar seperti China dan India. Dia memastikan, sudah ada chipset yang mendukung 2,300 MHz dan 850 MHz sekaligus dalam satu perangkat.
"Ke depan tentu akan semakin banyak ponsel yang mendukung dua frekuensi seperti ini. Andromax ini memberi jalan, baru nanti merek global mulai masuk," Roberto menyakini.
Sekedar informasi, di frekuensi 2.300 MHz Smartfren akan memanfaatkan seluruh sumber daya pita lebarnya untuk Internet. Operator ini masih menyisakan layanan voice (telepon) dan SMS (pesan teks) di frekuensi 850 MHz dengan sumber 10 MHz, maka mereka akan membagi dua untuk Internet juga.
sumber:http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150813121003-185-71895/kelebihan-dan-kekurangan-4g-lte-milik-smartfren/
|